Monday, March 19, 2018

Histori Kota Jakarta Dari Kota kecil Menjadi Kota Besar

Histori Kota Jakarta Dari Kota kecil Menjadi Kota Besar

Histori Kota Jakarta Dari Kota kecil Menjadi Kota Besar

XKM Sejarah - Histori Jakarta berawal dari satu bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitaran 500 th. yang lalu. Sepanjang beratus-ratus tahun lalu kota bandar ini berkembang jadi pusat perdagangan internasio-nal yang ramai. Sempat menjadi kota yang melegalkan perjudian untuk dijadikan pemasukan dana tambahan untuk pembangungan. Karena awalnya Jakarta hanya memiliki modal kecil untuk membangun infastruktur.

Pengetahuan awal tentang Jakarta terkumpul sedikit lewat beragam prasasti yang diketemukan di lokasi bandar itu. Info tentang kota Jakarta s/d awal kehadiran beberapa penjelajah Eropa bisa disebutkan amat sedikit. 

Laporan beberapa penulis Eropa era ke-16 mengatakan satu kota bernama Kalapa, yang nampaknya jadi bandar paling utama untuk satu kerajaan Hindu bernama Sunda, beribukota Pajajaran, terdapat sekitaran 40 km. di pedalaman, dekat dengan kota Bogor saat ini. Bangsa Portugis adalah rombongan besar beberapa orang Eropa pertama yang datang ke bandar Kalapa. Kota ini lalu terserang oleh seseorang muda umur, bernama Fatahillah, dari satu kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa. 

Fatahillah merubah nama Sunda Kalapa jadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal berikut yang saat ini diperingati jadi hari lahir kota Jakarta. Beberapa orang Belanda datang pada akhir era ke-16 serta lalu kuasai Jayakarta. 

Nama Jayakarta ditukar jadi Batavia. Kondisi alam Batavia yang berawa-rawa serupa dengan negeri Belanda, tanah air mereka. Mereka juga membuat kanal-kanal membuat perlindungan Batavia dari ancaman banjir. Aktivitas pemerintahan kota dipusatkan di sekitaran lapangan yang terdapat sekitaran 500 mtr. dari bandar. 

Mereka membuat balai kota yang anggun, yang disebut kedudukan pusat pemerintahan kota Batavia. Makin lama kota Batavia berkembang ke arah selatan. Perkembangan yang cepat menyebabkan kondisi lilngkungan cepat rusak, hingga memaksa penguasa Belanda mengubahkan pusat aktivitas pemerintahan ke lokasi yang lebih tinggi letaknya. Lokasi ini diberi nama Weltevreden. 

MENGAMATI kota Jakarta seperti membaca catatan panjang yang merekam beragam peristiwa masa kemarin. Beragam bangunan serta lingkungan di Jakarta menaruh jejak-jejak perjalanan orang-orangnya, bagaimana mereka berlaku hadapi tantangan jamannya, penuhi keperluan hidupnya serta beradaptasi dengan lingkungannya. Ia menaruh suka-duka serta pahit-manisnya perubahan, dimana kita bisa menyerap pelajaran yang bernilai. 

Jakarta, Ibukota Republik Indonesia, mempunyai banyak rekaman histori. Diantaranya berbentuk bangunan ataupun lingkungan. Di dalamnya tercermin usaha orang-orang waktu dulu dalam membuat kotanya yang tidak luput dari beragam problem dari jaman ke jaman. 

“Jika kita melihat kota Jakarta saat ini, mungkin saja susah terbayang kalau beberapa ribu th. waktu lalu lokasi ini masih tetap baru terjadi dari endapan lumpur sungai-sungai yang mengalir ke Jakarta. Umpamanya Kali Ciliwung, Kali Angke, Kali Marunda, Kali Cisadane, Kali Besar, Kali Bekasi serta Kali Citarum. Umur dataran Jakarta saat ini diprediksikan 500 th. berdasar pada geomorfologi, pengetahuan susunan tanah. 

Endapan ini membuat dataran dengan alur-alur sungai yang mirip kipas. Dataran ini sesudah mantap lama kelamaan ditempati orang serta terjadilah kelompok-kelompok pemukiman, dimana satu diantaranya lalu berkembang jadi pelabuhan besar, ” kata Muhammad Isa Ansyari SS, Sejarawan Terpenting di Dinas Kebudayaan serta Permuseuman Pemda DKI Jakarta. 

Ia menjelaskan, kota Jakarta adalah kota yang berkembang secara cepat mulai sejak memperoleh peranan jadi Ibukota Rl. Perubahan itu dikarenakan oleh beberapa aspek sosial, ekonomi serta budaya yang sama-sama merajut keduanya. 

Berawal dari satu lingkungan pemukiman kecil dengan aktivitas hidup terbatas, serta lalu berkembang jadi lingkungan pemukiman megapolitan dengan beragam aktivitas yang amatkompleks. Dalam paparan histori pertumbuhannya, dimana pemerintah kotanya silih bertukar serta keadaan orang-orangnya begitu majemuk, baik dari suku bangsa, ras serta agama tersebut beragam segi kehidupannya, warga kotanya tetaplah membuat tempat menetap serta berkehidupan mereka sesuai sama kekuatan dana, daya serta tehnologi yang mereka punyai. 

Histori Jakarta 


Peta Batavia th. 1897, Muhammad Isa Ansyari SS mengungkap histori kota Jakarta diawali dengan terjadinya satu pemukiman di muara Ciliwung. Menurut berita Kerajaan Portugal pada awal era ke-15, pemukiman itu bernama “Kalapa” serta adalah satu Bandar perlu dibawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran, yang pusatnya pada saat itu ada di Kota Bogor. 

“Di Kerajaan Pajajaran, Bogor, itu saat ini masih tetap ada prasasti peninggalan era ke-16. Nama prasasti itu “Sato Tulis”, peninggalan Rahyang Niskala Watu Kencana, Tetapi oleh orang Eropa Bandar itu lebih di kenal dengan nama Sunda Kalapa, karna ada dibawah kekuasaan Sunda, ” kata Muhammad Isa Ansyari SS. 

Dalam histori, tutur Sejarawan Terpenting Dinas Kebudayaan serta Permuseuman Pemda OKI Jakarta itu, Bandar Malaka dikalahkan Kerajaan Portugal pada 1511. Maksud Portugal saat itu yaitu mencari jalur laut untuk menjangkau kepulauan Maluku, sumber rempah-rempah. Jadi pada 1522 mendaratlah kapal utusan dari Malaka dibawah pimpinan Francesco De Sa. 

Menurut laporan Francesco De Sa berlangsung perundingan dengan pemuka Bandar Kalapa yang ada dibawah kekuasaan Raja Sunda yang beragama Hindu. Disamping itu di Jawa Tengan dengan surutnya Kerajaan Majapahit berkembanglah Kerajaan Islam di Demak. Kerajaan Islam itu lalu menyerang Kerajaan Sunda di Jawa Barat mencakup Cirebon, Banten, Kalapa dan sebagainya. Mengingat minimnya sumber-sumber asli Jawa Tengah tnengenai momen itu, jadi kita sangat terpaksa berpaling pada berita Kerajaan Portugal yang selanjutnya tidak saja berlabuh di Maluku namun juga Kerajaan Portugal ini merapatdi Timor Timur, menyebutkan kalau pada 1526-1527 satu armada Portugal sudah berkunjung ke Sunda Kalapa untuk memenuni perfanjian th. 1522. “Ternyata mereka belum juga ketahui kalau sudah berlangsung perubahan kekuasaan dari Kerajaan Pajajaran ke Kerajaan Banten, yaltu beberapa orang dari Jawa Tengah yang beragama Islam. Ivlenurut berita yang mereka bisa, nama Pangtima yang didapatkan yaitu Falatehan, sebutan mereka untuk nama Fatahillah, ” tutur Muhammad Isa Ansyari SS. 

Masa Prasejarah 
Di sebagian tempat di Jakarta seperti Pasar Minggu, Pasar Rebo, Jatinegara, Karet, Kebayoran, Kebon Sirih, Kebon Nanas, Cawang, Kebon Pala, Rawa Belong, Rawa Lefe, Rawa Bangke, diketemukan benda-benda pra histori seperti kapak, beliung, gurdi, serta pahat dari batu. Alat-alat itu datang dari jaman batu atau jaman neolitikum pada th. 1000 SM. Jadi, pada saat itu telah ada kehidupan manusia di Jakarta. 

“Dan seperti daerah latnnya, di Jakarta juga diketemukan prasasti. Prasasti Tugu diketemukan di Cilineing. Prasasti itu sarat info mengenai Kerajaan Tarumanegara dengan Raja Purnawarman. Menurut prasasti itu, Jakarta adalah lokasi Kerajaan Tarumanegara, kerajaan tertua di Puiau Jawa, di samping Bogor, Banten, Bekasi hingga Citarum di samping timur serta Giaruten, ” kata Muhammad isa Ansyari SS. 

Urutan Momen Perlu 
Pada 686 Masehi. Kerajaan Tarumanegara hancur karena serangan balatentara Kerajaan Sriwijaya. Era ke-14, Jakarta masuk ke lokasi Kerajaan Pakuan Pajajaran yang seringkali disebtit Kerajaan Pajajaran, atau Kerajaan Sunda. Kerajaan Pajajaran memiiiki enam petabuhan, salah satunya pelabuhan Sunda Kalapa. Kota pelabuhan ini terdapat di Teluk Jakarta – di muara sungai Citiwung – yang disebut pusat perdagangan paling perlu seiak era ke-12 sampai ke-16. 

Senin, 21 Agustus 1522. Demikian perlunya, Sunda Kalapa tidak luput dari incaran orang-orana Portugis yang mulai sejak th. 1511 telah bercokol di daratan Malaka. Hasrat mereka memperoleh sambutan baik dari Raja Pajajaran. Terkecuali mempunyai urusan masalah perdagangan, Raja Pajajaran juga punya maksud memohon pertolongan beberapa orang Portugis dalam hadapi beberapa orang Islam, yang telah banyak pengikutnya di Banten serta Cirebon. Demak, saat itu, telah jadi pusat kemampuan serta penebaran agama Islam. 

Kesepakatan hubungan kerja juga di tandatangani pada Raja Pajajaran serta orang Portugis. Berisi orang Portugis ditzinkan membangun benteng di Sunda Kalapa, yang diikuti di pinggir sungai Ciliwung. Rabu 22 Juni 1527. Kesepakatan itu tidak bisa di terima Demak, Kerajaan Islam yang waktu itu tengah ada di puncak kejayaan. 

“Sultan Demak kirim balatentaranya, yang di pimpin sendiri oleh menantunya, Fatahillah. Pasukan Fatahillah sukses menempati Sunda Kalapa pada 1527. Ketika armada Portugal datang, pasukan Fatahillah menghaneurkannya. Percuma armada Portugal itu hengkang Ke Malaka, ” tutur Muhammad Isa Ansyari SS. 

Dengan kemenangan itu Fatahillah menggantt nama Sunda Kalapa jadi Jayakarta. Berarti “Kemenangan Berjaya”. Tersebut momen bersejarah yang diputuskan jadi ‘hari jadl’ Kota Jakarta. Kekuasaan Jayakarta pada akhirnya ada di tangan Fatahillah, serta semakin meluas hingga ke Banten jadi Kerajaan Islam. 

Th. 1595. Cornells de Houtman serta anak buahnya tiba di perairan Banten. Beberapa orang Belanda itu datang mencari rempah-rempah. Persaingan perebutan diantara mereka semakin ketat dibumbui permusuhan. 

Rabu 20 Maret 1602 seseorang token serta negarawan Kerajaan Belanda, Johati van Oldenbarneveld, ambil satu prakarsa menyatukan beberapa pedagang Belanda dalam satu wadah. Berdirilah serikat dagang Verenigde Oost Indische Compaqnie atau VOC. VOC adalah wadah konglomerat jaman dahulu. 

Th. 1617. Beberapa orang Kerajaan Belanda diizinkan berdagang di Jayakarta. Mereka peroleh sebidang tanah di samping timur sungai Ciliwung, di perkampungan Cina. Di situ mereka membuat kantor serta benteng. Kubu pertahanan Kerajaan Belanda itu tidak disenangi orang Jayakarta, Banten ataupun Kerajaan Inggris. Mereka lalu berperang. 

Th. 1619. Berlangsung pertempuran sengit segitiga pada Kerajaan Belanda, Kerajaan Inggris serta Kerajaan Portugal di pelabuhan Sunda Kalapa. Situasi Teluk Jayakarta itu sekejab jadi merah api serta merah darah. Di laut teluk banyak bergelimpangan mayat-mayat serdadu Kerajaan Belanda serta Kerajaan Portugal sesudah ke-2 negara kerajaan itu habis digempur pasukan laut Kerajaan Inggris. Inggris menang dalam perang itu. 

Kamis, 30 Mei 1619, JP Goen mengalahkan kembali sekalian kuasai Jayakarta. Waktu itu armada Kerajaan Inggris telah tak ada sekali lagi karna sudah pergi berlayar menuju Australia, meninggalkan Jayakarta. Tengah armada (laut Kerajaan Portugal pergi menuju ke lokasi ujung timur Nusantara, persisnya di Timor Timur. 

“Jayakarta pada th. itu masuk lembaran baru. Nama Jayakarta dirubah Kerajaan Belanda jadi Batavia. Nama Batavia ini datang dari nama Batavieren, bangsa Eropa sebagai nenekmoyang Kerajaan Belanda, ” tukas Muhammad Isa Ansyari SS. 

VOC awal mula jadikan Batavia jadi pusat perdagangan serta pemerintahan. Dengan kepiawaian kompeni lewat intrik serta politik adu domba atau cfewtte et impera pada raja-raja di Nusantara. Semua lokasi Nusantara dijarahnya. Kejayaannya juga berjalan cukup lama. 

Th. 1798. VOC jatuh serta dibubarkan. Kekuasaan, harta benda serta utangnya yartg 134, 7 juta gulden di ambil alih Pemerintahan Kerajaan Belanda. Rabu, 1 Januari 1800, Indonesia mulai sejak itu diperintah segera oleh Pemerintah Kerajaan Belanda. Satu majelis untuk masalah jajahan Asia lantas dibangun. 

Tetapi, awal Maret 1942, Kerajaan Jepang merebut kekuasaan dari Kerajaan Belanda pada Perang Dunia ke-2. Nama Batavia dikubur balatentara Kerajaan Jepang. Serta, nama Jakarta menggantikannya hingga saat ini.

No comments:

Post a Comment