Tuesday, May 1, 2018

Sejarah Sengkuni Dan Kurawa Membinasakan Pandawa

Sejarah Sengkuni Dan Kurawa Membinasakan Pandawa

Sejarah Sengkuni Dan Kurawa Membinasakan Pandawa

XKM Sejarah - Sabhaparwa yaitu buku ke-2 Mahabharata. Buku ini bercerita argumen kenapa sang Pandawa Lima saat diasingkan serta mesti masuk ke rimba dan tinggal disana sepanjang 12 th. serta menyamar sepanjang 1 th.. 

Didalam buku ini dikisahkan bagaimana mereka berjudi serta kalah dari Duryodana.  
Ringkasan isi Kitab Sabhaparwa : 

1. Kemauan licik Duryodana serta Sangkuni 

Sejak pulang dari Indraprastha, Duryodana seringkali termenung pikirkan usaha untuk memperoleh kemegahan serta kemewahan yang berada di Indraprastha. Ia menginginkan sekali memperoleh harta serta istana punya Pandawa. Tetapi ia bingung bagaimana caranya memperolehnya. Terlintas dalam benak Duryodana untuk menggempur Pandawa, tetapi dihindari oleh Sangkuni. 

Sangkuni berkata, “Aku tahu Yudistira sukai bermain dadu, tetapi ia tidak paham langkah bermain dadu dengan akal-akalan. Sesaat aku yaitu rajanya main dadu dengan akal-akalan. Karenanya, undanglah dia, bawalah main dadu. Nanti, akulah yang bermain dadu atas nama anda. Dengan kelicikanku, pasti dia juga akan kalah bermain dadu denganku. Dengan hal tersebut, anda akan mempunyai apa yang anda mimpikan”. 

Duryodana tersenyum lega mendengar anjuran pamannya. Dengan Sangkuni, mereka memajukan kemauan itu pada Dretarastra untuk mengundang Pandawa main dadu. Duryodana juga bercerita sikapnya yang iri dengan kemewahan Pandawa. Dretarastra menginginkan memperhitungkan kemauan puteranya itu pada Widura, tetapi karna memperoleh hasutan dari Duryodana serta Sangkuni, jadi Dretarastra menyepakatinya tanpa ada pertimbangan Widura. 

2. Pandawa serta Korawa main dadu 

Drupadi dihina di depan umum waktu Pandawa serta kalah main dadu dengan Korawa 
Dretarastra mempersiapkan arena judi di Hastinapura, serta sesudah usai ia mengutus Widura untuk mengundang Pandawa bermain dadu di astinapura. Yudistira jadi kakak beberapa Pandawa, menyanggupi undangan itu. dengan dibarengi beberapa saudaranya bersama istri serta pengawal, Yudistira pergi menuju Hastinapura. 

Sesampainya di Hastinapura, rombongan mereka diterima dengan ramah oleh Duryodana. Mereka beristirahat disana sepanjang sehari, lalu menuju ke arena perjudian. 
Yudistira berkata, “Kakanda Prabu, berjudi sebetulanya tidak baik. Bahkan juga menurut beberapa orang bijak, berjudi baiknya dijauhi karna seringkali berlangsung tipu-menipu sesama lawan”. 

Sesudah mendengar pengucapan Yudistira, Sangkuni menjawab, “Ma’af paduka Prabu. Saya sangka bila anda berjudi dengan Duryodana tak ada jeleknya, sebab kalian masih tetap bersaudara. Jika paduka yang menang, jadi kekayaan Duryodana tidak hilang percuma. Demikian halnya bila Duryodana menang, jadi kekayaan paduka tidak hilang percuma karna masih tetap ada di tangan saudara. Karenanya, apa jeleknya bila gagasan ini kita lakukan? ” 

Yudistira yang suka main dadu pada akhirnya terserang rayuan Sangkuni. Jadi permainan dadu juga diawali. 
Yudistira heran pada Duryodana yang diwakilkan oleh Sangkuni, sebab dalam permainan judi tidak umum bila diwakilkan. 

Sangkuni yang berlidah tajam, lagi merayu Yudistira. Yudistira juga termakan rayuan Sangkuni. 
Awal mula Yudistira mempertaruhkan harta, tetapi ia kalah. Lalu ia mempertaruhkan harta sekali lagi, tetapi lagi tidak berhasil. Demikian selanjutnya hingga hartanya habis digunakan jadi taruhan. Sesudah hartanya habis digunakan taruhan, Yudistira mempertaruhkan prajuritnya, tetapi bebrapa sekali lagi ia tidak berhasil. Lalu ia mempertaruhkan kerajaannya, tetapi ia kalah sekali lagi hingga kerajaannya lenyap ditelan dadu. 

Sesudah tidak mempunyai apa-apa sekali lagi untuk dipertaruhkan, Yudistira mempertaruhkan adik-adiknya. Sangkuni kaget, tetapi ia juga sesungguhnya suka. Berturut-turut Sahadewa, Nakula, Arjuna, serta Bima dipertaruhkan, tetapi mereka semuanya pada akhirnya jadi punya Duryodana karna Yudistira kalah main dadu.  

3. Drupadi dihina di muka umum 

Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang digunakan Dropadi, tetapi kain itu terulur-ulur selalu serta tidak habis-habis karna memperoleh kemampuan gaib dari Sri Kresna 

Harta, istana, kerajaan, prajurit, serta saudara Yudistira pada akhirnya jadi punya Duryodana. Yudistira yg tidak mempunyai apa-apa sekali lagi, nekat mempertaruhkan dianya. Lagi ia kalah hingga dianya mesti jadi punya Duryodana. Sangkuni yang berlidah tajam membujuk Yudistira untuk mempertaruhkan Drupadi. 

Karna termakan rayuan Sangkuni, Yudistira mempertaruhkan istrinya, yakni Dewi Drupadi. Banyak yg tidak sepakat dengan aksi Yudistira, tetapi mereka semuanya membisu karna hak ada pada Yudistira. 
Duryodana mengutus Widura untuk menjemput Drupadi, tetapi Widura menampik aksi Duryodana yang licik itu. karna Widura menampik, Duryodana mengutus beberapa pengawalnya untuk menjemput Dropadi. 

Tetapi sesudah beberapa pengawalnya tiba ditempat peristirahatan Dropadi, Dropadi menampik untuk datang ke arena judi. Sesudah tidak berhasil, Duryodana menyuruh Dursasana, adiknya, untuk menjemput Dropadi. Dropadi yang menampik untuk datang, diseret oleh Dursasana yg tidak mempunyai rasa kemanusiaan. Dropadi menangis serta menjerit-jerit karna rambutnya ditarik hingga ke arena judi, tempat suami serta beberapa iparnya berkumpul. 

Dengan menangis terisak-isak, Dropadi berkata, “Sungguh saya tidak menduga bila di Hastina saat ini sudah kehilangan beberapa orang bijak. Buktinya, diantara demikian beberapa orang, tak ada seseorang juga yang melarang aksi Dursasana yang asusila itu, atau mungkin, memanglah kebanyakan orang di Hastina saat ini sudah seperti Dursasana? ”, tutur Dropadi pada kebanyakan orang yang ada di balairung. Beberapa orang-tua yang mendengar pengucapan Dropadi itu tersayat hatinya, karna tersinggung serta malu. 

Wikarna, satu diantara Korawa yang masih tetap mempunyai belas kasihan pada Dropadi, berkata, “Tuan-Tuan sekalian yang saya hormati! Karna diantara Tuan-Tuan tak ada yang menyikapi momen ini, jadi perkenankanlah saya mengungkapkan isi hati saya. Pertama, saya ketahui kalau Prabu Yudistira kalah bermain dadu karna terserang tipu muslihat paman Sangkuni! Ke-2, karna Prabu Yudistira kalah mempertaruhkan Dewi Dropadi, jadi ia sudah kehilangan kebebasannya. Oleh karena itu, taruhan Sang Prabu yang berbentuk Dewi Dropadi tidak sah! ” 

Beberapa hadirin yang mendengar pengucapan Wikarna terasa lega hatinya. Tetapi, Karna tidak sepakat dengan Wikarna. Karna berkata, “Hei Wikarna! Benar-benar keterlaluan kau ini. Di ruang ini banyak beberapa orang yang lebih tua dari pada kau! Beliau semua pasti tidak lebih bodoh dari pada kau! Bila memanglah tidak sah, pasti mereka melarang. Kenapa kau berani berikan pelajaran pada beliau semuanya? Lagipula, mungkin saja memanglah nasib Dropadi begini karna kutukan Dewa. 

coba pikirkan, sempatkah kau lihat wanita bertemumi hingga lima orang? ” 
Mendengar pengucapan Karna, Wikarna diam serta membisu. Karna telah kalah, Yudistira serta semua adiknya bersama istrinya disuruh untuk melepaskan pakaiannya, tetapi cuma Dropadi yang menampik. Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang digunakan Dropadi. Dropadi berdo’a pada beberapa Dewa supaya dianya diselamatkan. 

Sri Kresna mendengar do’a Dropadi. Secepat-cepatnya ia membantu Dropadi dengan gaib. Sri Kresna mengulur kain yang dipakai Dropadi, sesaat Dursasana yg tidak ketahuinya menarik kain yang dipakai Dropadi. Hal itu mengakibatkan usaha Dursasana menelanjangi Dropadi gagal. Pertolongan Sri Kresna karena sebab perbuatan Dropadi yang membalut luka Sri Kresna ketika upacara Rajasuya di Indraprastha. 

Pandawa dibuang ke tengah rimba Lihat perbuatan Dursasana yang asusila, Bima bersumpah nantinya dalam Bharatayuddha ia juga akan merobek dada Dursasana serta meminum darahnya. Sesudah bersumpah, terdengarlah lolongan anjing serta serigala, sinyal kalau petaka juga akan berlangsung. 

Dretarastra ketahui firasat jelek yang juga akan menerpa keturunannya, jadi ia selekasnya ambil kebijaksanaan. Ia menyebut Pandawa bersama Dropadi. 
Dretarastra berkata, “O Yudistira, engkau tidak bersalah. Karenanya, semua suatu hal sebagai milikmu, saat ini kukembalikan sekali lagi padamu. Ma’afkanlah saudara-saudaramu yang sudah berkepribadian gegabah. Saat ini, pulanglah ke Indraprastha”. 

Sesudah memperoleh pengampunan dari Dretarastra, Pandawa bersama istrinya mohon diri. Duryodana kecewa, ia menyalahkan perbuatan ayahnya yang kembalikan harta Yudistira. Dengan beragam dalih, Duryodana menghasut ayahnya. Karna Dretarastra berhati lemah, jadi dengan gampang sekali ia dihasut, jadi lagi ia mengizinkan gagasan jahat anaknya. Duryodana menyuruh utusan supaya menyebut kembali Pandawa ke istana untuk bermain dadu. Kesempatan ini, taruhannya yaitu siapa yang kalah mesti mengasingkan diri ke rimba sepanjang 12 th., serta sesudah masa pengasingan selesai (yakni pada th. ke-13), yang kalah mesti menyamar sepanjang 1 th.. Pada th. yang ke-14, baru bisa kembali pada istana. 

Jadi golongan ksatria, Pandawa tidak menampik undangan Duryodana untuk yang ke-2 kalinya itu. Lagi, Pandawa kalah. Sesuai sama kesepakatan yang sah, jadi Pandawa bersama istrinya mengasingkan diri ke rimba, hidup dalam masa pembuangan sepanjang 12 th.. Kemudian menyamar sepanjang setahun. Sesudah masa penyamaran, jadi beberapa Pandawa kembali sekali lagi ke istana untuk peroleh kerajaannya.

No comments:

Post a Comment