Thursday, January 4, 2018

Sejarah Kelam Kamboja Pada Masa Khmer Merah

Sejarah Kelam Kamboja Pada Masa Khmer Merah

Sejarah Kelam Kamboja Pada Masa Khmer Merah

XKM - Kamboja atau Kampuchea adalah negara di Asia Tenggara yang awal mulanya berupa Kerajaan dibawah kekuasaan Dinasti Khmer di Semenanjung Indo-China pada Era Ke-11 serta Era Ke-14. Rakyat Kamboja umumnya di kenal dengan sebutan Cambodian atau Khmer, yang merujuk pada etnis Khmer di negara itu. Negara anggota ASEAN yang populer dengan pagoda Angkor Wat ini bersebelahan segera dengan Thailand, Laos serta Vietnam. Beberapa besar rakyat Kamboja beragama Buddha Theravada, yang turun-temurun diyakini oleh etnis Khmer. Tetapi, beberapa warganya ada juga yang beragama Islam dari keturunan muslim Cham. 



Kamboja menghebohkan dunia saat komunis radikal Khmer Merah dibawah pimpinan Pol Pot berkuasa pada th. 1975. Waktu itu, Pol Pot memproklamirkan Kamboja jadi satu negara baru. Ia mengatakan th. 1975 jadi " Year Zero ". Semua sesuatunya menginginkan dibuat dari titik 0. Tanggal 17 April 1975 dinyatakan jadi Hari Pembebasan (Liberation Day) dari rezim Lon 0 yang jelek serta korup. Nyatanya, pembebasan yang dijanjikan Pol Pot malah adalah awal masa kegelapan untuk rakyat Kamboja. 


Merdeka dari Perancis 



Pada tanggal 9 November 1953, Perancis akhiri penjajahannya di Kamboja yang sudah berjalan mulai sejak th. 1863 serta Kamboja juga jadi satu negara berdaulat. Satu tahun lalu bekas pemimpin negara lokasi Indo-China itu, Raja Norodom Sihanouk, kembali dari pengasingannya di Thailand. Sihanouk lalu membuat partai politik serta mengadakan penentuan umum (pemilu). Sesudah memenangi pemilu ia berhasil mengusir beberapa orang komunis serta peroleh semua kursi pemerintahan. 


Pada th. 1955, untuk melepas diri dari semua bentuk larangan yang di buat untuk raja oleh perundang-undangan Kamboja, Norodom Sihanouk kembalikan tahta pada ayahnya, Norodom Suramarit. Ia lalu masuk dunia politik. Sepanjang penentuan berturut-turut, pada th. 1955, 1958, 1962 serta 1966, partai bentukan Norodom Sihanouk senantiasa memenangi kursi sebagian besar di parlemen. 


Pada bln. Maret 1969, Pesawat Amerika mulai mengebom Kamboja untuk menghambat jejak serta penyusupan dari tentara Vietkong. Pengeboman itu selesai hingga th. 1973. 


Pada th. 1970, saat Sihanouk tengah ada di Moskow dalam satu kunjungan kenegaraan, Marsekal Lon 0 lakukan kudeta di Phnom Penh. Lon 0 lantas menghapus bentuk kerajaan serta menyebutkan Kamboja jadi satu negara republik. Sihanouk tidak kembali pada negaranya serta pilih tinggal di Peking, China. Ia memimpin pemerintahan dalam pelarian serta Khmer Merah adalah sisi dari pemerintahan itu. 


Khmer Merah 



Khmer Merah (Bhs Perancis : Khmer Rouge) yaitu cabang militer Partai Komunis Kampuchea (nama Kamboja saat itu). Pada th. 1960-an serta 1970-an, Khmer Merah lakukan perang gerilya melawan rezim Shihanouk serta Marsekal Lon 0. Pada 17 April 1975, Khmer Merah yang di pimpin oleh Pol Pot berhasil menggulingkan kekuasaan serta jadi pemimpin Kamboja. 


Cuma dalam sekian hari saja, rezim baru ini sudah menghukum mati beberapa besar rakyat Kamboja yang semula gabung dengan rezim Lon 0. Masyarakat Phnom Phen dan masyarakat di propinsi beda sangat terpaksa keluar dari kota serta geser ke beberapa daerah penampungan. Phnom Phen jadi kota mati. Semua perekonomian di semua negeri beralih dibawah garis keras komunis, Uang hilang dari peredaran. Akibatnya karena semuanya yaitu terjadinya kelaparan serta wabah penyakit di daerah itu. 


Sepanjang 44 bln. selanjutnya, juta-an orang Kamboja jadi korban teror dari Khmer Merah. Beberapa pengungsi yang berhasil lari ke Thailand bercerita kekejaman grup ini yang diantaranya menghukum mati anak-anak cuma karna mereka tidak lahir dari keluarga petani. Diluar itu beberapa orang keturunan Vietnam serta Cina juga ikut diteror serta dibunuh. Siapapun yang diduga jadi orang yang berpendidikan, atau jadi angota dari keluarga pedagang tentu dibunuh lewat cara dipukul hingga mati, bukanlah dengan ditembak dengan dalih untuk menghemat amunisi. 


Killing Fields (Ladang Pembantaian) 


Masa empat th. Pol Pot serta Khmer Merahnya berkuasa di Kamboja, yaitu masa yang buat semua dunia geger. Khmer Merah berusaha mentransformasi Kamboja jadi satu negara Maois dengan rencana agrarianisme. Rezim Khmer juga menyebutkan, th. kehadiran mereka jadi " Th. 0 " (Year Zero). Mata uang, dihapuskan. Service pos, dihentikan. Kamboja diputus hubungan dengan luar negeri. Hukum Kamboja juga dihapuskan. 


Rezim Khmer Merah dalam kurun saat itu diprediksikan sudah membantai sekitaran dua juta orang Kamboja. Ada sekitaran 343 " ladang pembantaian " yang menyebar di semua lokasi Kamboja. Choeung Ek yaitu " ladang pembantaian " paling populer. Disini, beberapa besar korban yang dieksekusi yaitu beberapa intelektual dari Phnom Penh, yang salah satunya yaitu : bekas Menteri Info Hou Nim, profesor pengetahuan hukum Phorng Ton, dan sembilan warga Barat termasuk juga David Lioy Scott dari Australia. Sebelumnya dibunuh, beberapa besar mereka didokumentasikan serta diinterogasi di kamp penyiksaan Tuol Sleng. 


Penjara S-21 atau Tuol Sleng yaitu organ rezim Khmer Merah yang paling rahasia. Pada 1962, penjara S-21 adalah satu gedung SMA bernama Ponhea Yat. Semasa pemerintahan Lon 0, nama sekolah dirubah jadi Tuol Svay Prey High School. 


Tuol Sleng yang berada di subdistrik Tuol Svay Prey, samping selatan Phnom Penh, mencakupi lokasi seluas 600 x 400 mtr.. Sesudah Phnom Penh jatuh ke tangan Khmer Merah, sekolah dirubah jadi kamp interogasi serta penyiksaan tahanan yang dituduh jadi musuh politik. Di “ladang pembantaian” ini, beberapa intelektual diinterogasi supaya mengatakan kerabat atau sejawat sesama intelektual. Satu orang mesti mengatakan 15 nama orang berpendidikan yang beda. Bila tidak menjawab, mereka juga akan disiksa. Kuku-kuku jari mereka juga akan dicabut, lalu di rendam cairan alkohol. Mereka juga disiksa lewat cara ditenggelamkan ke bak air atau disetrum. Kepedihan terlebih dirasa golongan wanita karna sering diperkosa waktu diinterogasi. 


Sesudah diinterogasi sepanjang 2-4 bln., mereka juga akan dieksekusi di Choeung Ek. Beberapa tahanan politik yang dinilai perlu ditahan untuk diinterogasi sekitaran 6-7 bln., lantas dieksekusi. 


Haing S Ngor yang masa itu berprofesi jadi seseorang dokter yaitu segelintir intelektual yang berhasil lolos dari buruan rezim Khmer Merah. Haing dianugerahi Piala Oscar th. 1984 atas perannya di film " The Killing Fields ". Dalam film itu, ia memainkan peran tokoh Dith Pran, jurnalis Kamboja yang selamat dari pembantaian. Tetapi malang, Haing tewas terbunuh di tempat tinggalnya di Los Angeles, AS, saat melawan perampokan yang dikerjakan tiga pecandu narkoba pada 1996. 

Intervensi Vietnam 

Pada tanggal 25 Desember 1978, sesudah sebagian pelanggaran berlangsung di perbatasan pada Kamboja serta Vietnam, tentara Vietnam menginvasi Kamboja. Tanggal 7 Januari 1979, pasukan Vietnam menempati Phnom Penh serta menggulingkan pemerintahan Pol Pot. Pemerintahan boneka lantas dibuat dibawah pimpinan Heng Samrin, bekas anggota Khmer Merah yang sudah membelot ke Vietnam. Tetapi pemerintahan baru ini tidak disadari oleh negara-negara Barat. Sesaat Pol Pot serta beberapa pengikutnya lari ke beberapa rimba serta kembali lakukan taktik gerilya serta teror. Pol Pot yang bernama asli Saloth Sar pada akhirnya wafat di dalam rimba pada 15 April 1998 karna serangan jantung. 

Menuju Perdamaian 


Pada th. 1982, Tiga grup (faksi) yang masih tetap bertahan di Kamboja yakni Khmer Merah, serta Front kemerdekaan nasional, netral, kedamaian serta kerja sama Kamboja (FUNCINPEC) pimpinan Pangeran Sihanouk, dan Front nasional kebebasan beberapa orang Khmer yang di pimpin oleh perdana menteri yang terdahulu yakni Son Sann, membuat koalisi yang mempunyai tujuan untuk memaksa keluar tentara Vietnam. Th. 1989, tentara Vietnam pada akhirnya mundur dari Kamboja. 


Th. 1992, PBB (UNTAC), mengambilalih sesaat pemerintahan negara ini. Th. selanjutnya, PBB mengadakan pemilu demokratis yang dimenangkan oleh FUNCINPEC. Faksi ini lalu membuat pemerintahan koalisi dengan Partai Rakyat Kamboja (CPP) pimpinan Hun Sen. 

Saat ini, Kamboja sudah berkembang cepat karena pertolongan dari negara-negara asing. Negara ini bahkan juga sudah mengadakan persidangan pada seseorang bekas pemimpin Khmer Merah atas dakwaan lakukan kejahatan pada kemanusiaan. Rakyat di kota serta desa juga sudah hidup tenang meskipun dihantui bahaya ranjau darat yang banyak bertebaran di semua penjuru negeri.

No comments:

Post a Comment